Halaman

Rabu, 21 Agustus 2013

Gak Jadi Demo

Malam itu, Bena gak bisa tidur. “Keterlaluan banget pak Anwar. Masak kasi tugas mengarang sampai 3 judul. Mana waktunya hanya 3 hari doang. Emang Dia kira anak-anak yang lain tidak punya PR lain yang harus dikerjakan!!”.
            Siang tadi pak Anwar membagikan selembar kertas yang berisi petunjuk beserta judul-judul karangan yang harus di kerjakan, yaitu :
1. Masalah sampah di lingkungan sekolah 
2. Pentingnya olahraga bagi kesehatan 
3. Manfaat hobiku
“Aku mesti mengajak demo nih. Guru kan tidak bole seenaknya memberikan tugas yang bertumpuk-tumpuk tanpa mengetahui banyaknya tugas pelajaran lain!” dalam benak Bena.
            Keesokan paginya, Bena berjalan menuju ke sekolah. Di jalan Ia bertemu dengan Angga. “Kebetulan nih ada Angga  bisa bantu” pikir Bena. “Ga, aku mau mengajak teman-teman demo nih!” kata Bena. Sambil jalan berdampingan “Demo?? Demo apaan? Demo masak yaa?” tanya Angga heran. “Bukan bro. Ini demo kepada Pak Anwar.” “Loh, kenapa Pak Anwar di demo?” tanya Angga. “Seenak hati dia aja memberikan tugas banya-banyak kepada murid tanpa mengetahui banyaknya tugas pelajaran lain. Dan waktunya pun terbatas, hanya 3 hari aja. Bayangin tuh.” Jawab Bena dengan geram.
            Angga mengkerutkan dahinya, “Aah, masak sih. Aku aja belum buat PR mengarang itu. Aku pikir hanya satu judul aja. Kalau memang harus bikin 3 karangan dalam waktu 3 hari, siapa yang sanggup?” kata Angga dengan wajah yang penuh kecemasan dan keraguan. “Itulah sebabnya aku mau protes! Tidak ada anak yang sanggup, kan.” Kata Bena dengan tegasnya. “Tapi, kalo murid sekolah demo, nanti kepala sekolah dan guru-guru marah lagi. Ntar, pemimpinnya bisa-bisa di skor nanti. Ah, jangan cari masalah lah, Ben. Kita bicara baik-baik aja sama Pak Anwar.” Kata Angga. “Percuma kali, Nga. Pasti Pak Anwar bilang, kalian pasti bisa kok.” Kata Bena dengan emosinya.
            “tiiiiin…tiiiiin…tiiiinn…tiiiin…”terdengar klakson mobil. Vendry pun menjulurkan kepalanya dari jendela mobil. Vendry duduk di depan sebelah supir. “Ayoo…, hemat energy deh. Ga usah jalan kaki. Yuk, naik mobilku aja, gratis .. tis ..tis.. hehehe” ajak Vendry dengan riang.
            Setelah Angga dan Bena duduk di dalam mobil, Vendry pun bertanya, “Kalian sedang bicara apa sih? Kok serius amat?” “Bena mau ngajakin demo tuh. Katanya Pak Anwar seenaknya kasi tugas mengarang sampai 3 judul dan di kerjakan dalam 3 hari. Aku mah gak berani ikut demo, Ven.” kata Angga.
            “Ben, rasanya tugas mengarang itu hanya satu judul aja deh. Memang di kertas yang di bagikan Pak Anwar tertulis empat judul, tapikan kita hanya pilih salah satu aja. Coba aku lihat dulu kertasnya.” kata Vendry. Vendry pun membuka tasnya dan mengambil map yang terdapat banyak selipan kertas, membuka map tersebut dan mengambil secarik kertas putih berukuran setengah folio. Ia membaca dalam hati. Lalu Vendry menyerahkan secarik kertas tersebut kepada Bena yang duduk di belakang.
            “Tugas mengarang kelas XII IS pilih salah satu dari tiga judul di bawah ini :
1. Masalah sampah di lingkungan sekolah 
2. Pentingnya olahraga bagi kesehatan 
3. Manfaat hobiku
Panjang karangan minimal 500 kata dan tulis tangan di kertas folio bergaris. Tugas di serahkan pada tanggal 25 Agustus 2013.” Bena membaca secarik kertas yang di berikan oleh Vendry tadi. “Waduh.. maaf…maaf… kemarin aku hanya baca sekilas doang. Eh.. ternyata kita hanya di suruh memilih salah satu dari tiga judu yang di berikan oleh Pak Anwar aja.” Seketika itu juga wajah Bena pun memerah.
            “Makanya, baca dulu betul-betul perintah yang ada di kertas itu dengan teliti. Untung kamu belum demoin Pak Anwar.” kata Angga sambil tertawa. “Aduh Bena, kok kamu bisa kepikiran buat demoin Pak Anwar sih?? Aku sih suka, kalo ada masalah tuh di bicarain baik-baik sama yang bersangkutan” kata Vendry.
            “Iya iya, aku ngaku salah deh. Aku janji seumur hidupku jika ada tugas aku akan baca petunjuk dengan sangat teramat teliti deh.” Bena malu-malu.
Mobil pun berhenti di depan sekolah dan mereka bertiga turun dari mobil. Dan tentu saja Bena pun tidak jadi mendemo Pak Anwar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar