Halaman

Jumat, 25 April 2014

Hey, Kamu Si Pria Hitam Manis

Sebelumnya aku mau berterima kasih kepada Tuhan Yesus, walaupun aku lagi gak enak badan, tapi aku masih bisa berkegiatan untuk melayaniMu.Thank you dadsky, Jesus :)

Kejadian 2 tahun silam, dimulai dengan sebuah perayaan yang menemukan ku dengan sesosok pria yang pada saat itu kutemukan sedang dalam pelayanan.Pertama kali melihatnya, tak asing untuk ku dengan mukanya yang sama persis dengan teman SD ku. Hitam manis kulitnya, kalo tersenyum matanya agak tertutup sedikit (dibilang sipit juga engga), jago banget dengan alat yang namanya "senar enam dengan body yang di tengahnya bolong", bisa dibayang apa itu ya? hahaha. Pertama kali melihatnya, langsung masuk daftar, ntah itu daftar makanan atau minuman. Setelah perayaan itu selesai, aku langsung cepat-cepat keluar dari tempat itu dan mencari sesosok pria yang kulihat tadi. Awalnya sih, karena pertama kali baru ke tempat tersebut, jadi masih agak canggung. Oke. Langsung ku mencari sesosok pria tersebut dan kumenemukannya sedang memegang sebuah kotak makanan yang dibagi-bagikan di tempat tersebut setelah acara selesai. Kemudia aku menyalaminya dan si pria tersebutpun berkata "Makasih udah datang di ibadah kami." dan pada saat itu juga, seluruh badan ini kaku untuk berbalik badan dan enggan meninggalkan si pria tersebut hanya untuk ingin mengenalnya lebih jauh.

Selang beberapa hari kemudian, ketika aku membuka Facebook, ada 1 notifikasi dan itu friend request. Kalian tahu itu siapa? Yup! Si pria yang kutemukan di tempat yang kuceritakan diatas. Dan pada saat itu juga tangan ini cepat menyambar pointer dan menuju ke arah "Accept". Pada saat itu aku belum mengenalmu sama sekali. Dan baru tahu itu adalah sosmed yang si pria tersebut gunakan. 

Tak ada terlintas dipikiranku sama sekali bahwa dia mempunyai etnis yang sama denganku. Soalnya aku tak perduli dengan hal itu. Aku menyukai seseorang tanpa melihat latar belakangnya apalagi ngomongin soal etnis. Paling males deh. Pada etnis yang orang tua ku berikan, terutama bapak ku, dia memberikan marganya di akhir namaku. Aku menghormati pemberian itu. Sedangkan mama ku, bukanlah dari etnis yang sama dengan bapak ku. Mereka tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Yang penting mereka menjalin hubungan yang harmonis dan menciptakan keluarga yang hangat. Aku sayang orang tuaku. Kalo udah dateng ke acara dari etnis bapak ku, yang mama ku lakukan adalah berbaur aja. Tak perduli bila dijadikan bahan omongan orang-orang sana. 

Back to si pria hitam manis. Setelah lama mengenalnya, saat itu pun aku tak mau tahu tentang etnis yang dia punya. Aku tak mau mempermasalahkan hal seperti itu. Dan pada suatu hari dimana aku dipertemukan lagi dengan dia di sebuah tempat dilantai 2 dan disitu ada aku, seorang kakak dan si pria ini. Kemudian si kakak bertanya kepada si pria menanyakan etnis apakah dia. Sentak si pria menjawab etnis dan marga yang ia pegang. Dan situlah aku baru mengetahui ia berasal dari etnis yang sama seperti ku. Tak terlintas juga bahwa aku sedang mendekati orang yang sama etnis nya denganku. 

Hari demi hari tlah terlewati, saat dimana aku ingin bertanya kepadanya tapi mulut ini dan otak ini tak mau menyampaikannya. Aku bertanya pada kakak ku, sebut saja namanya kakak Nini. Jadi, kakak Nini ini adalah kakak-kakakan ku. Kita mempunyai persamaan, dari nama mama yang sama sampe fisik yang sama, sehingga kalo kita lagi jalan berdua dikira kakak adik. 

Pada saat kakak Nini bertemu  dengan si Pria ini, kakak Nini menanyakan perihal aku dengan si pria ini. Dan pria ini mengatakan bahwa ia tak mau menjalin hubungan dengan orang yang sama etnisnya denganya. Pada saat kakak Nini memberi tahu hal tersebut, aku langsung termenung sejenak dan aku mulai bicara sedikit kesal dengan kak Nini. Tak ada maksud untuk menjalin dengan etnis yang sama sepertiku, malah tak terpintas di daging dalam tempurung ini untuk mencari yang sama etnisnya denganku. Tapi aku heran dengan si pria ini, mengapa dia tak mau menjalin hubungan dengan etnis yang sama dengannya? Apalagi kalo dia bilang "ANTI" menjalin hubungan dengan etnis yang si pria tersebut pegang. ANEH ANEH dan ANEH!!! 

Ingin aku mengatakan ini kepadanya, tapi mulut, hati, perasaan, dan otak ini tak bisa kerjasama. Ntah ada perihal apa yang mengganggu proses ini semua. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu bahwa aku sayang kepadamu tanpa melihat latar belakangmu. Itu semua aku tidak ketahui setelah mendengar cerita dari kak Nini. 

Doa dariku untuk diriku dan teman-temanku, cepat sembuh buat diriku dan esok ada acara Paskah Pemuda, lancarkan segalanya hanya didalam tanganMu kuserahkan semuanya. Haleluya, Amin.

-Ika Aruan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar